Hanya sedikit sekali CEO yang piawai
dalam pekerjaan mereka. Kenyataannya hanya 1 dari 20 orang CEO berada di
puncak. Dan sebagian besar tidak mengetahui apa pekerjaan mereka
sebenarnya dan hanya sedikit yang bisa melakukan dengan baik.
Lalu seberapa pentingnyakah kinerja seorang CEO bagi sebuah perusahaan?
Pekerjaan CEO bisa dikatakan sederhana, tetapi sama sekali tidak mudah.
Seorang CEO memiiki tingkat tanggung jawab yang tinggi dibandingkan
pekerjaan lainnya. Seorang CEO bisa bertanggung jawab atas tugas-tugas
operasionalisasi sehari-hari hingga tindakan yang diperlukan dalam
langkah bisnis.
Dalam sebuah usaha rintisan teristimewa, peranan CEO sangatlah krusial.
Ia adalah seorang pimpinan yang bertanggung jawab atas kegagalan atau
kesuksesan sebuah perusahaan. Operasi, pemasaran, strategi, pendanaan,
penciptaan budaya perusahaan, sumber daya manusia, perekrutan tenaga
kerja, pemutusan hubungan kerja, penjualan, hubungan masyarakat, dan
sebagainya. Semua urusan tersebut umumnya ditangani oleh seorang CEO.
Itulah mengapa seorang CEO harus dipilih dengan baik. Dan jika kita
memiliki sebuah usaha dan kita ingin memilih seseorang sebagai CEO, kita
harus mengetahui syarat-syarat apa yang harus dipenuhi seorang individu
agar bisa menjalankan mandat sebagai CEO dengan baik. Dan bagi Anda
yang sudah menjadi CEO, mungkin uraian berikut bisa menjadi refleksi
apakah Anda sudah menjalankan tugas dengan baik atau belum:
Peran & tugas utama seorang CEO
Kamis, 24 Mei 2012
Apa peran & tugas utama seorang CEO?
Apa peran & tugas utama seorang CEO?
Peter Drucker awalnya juga gamang, sebenarnya tugas utama CEO itu apa sich? Akhirnya berikut adalah gagasan Peter Drucker atas peran dan pekerjaan CEO:
Pada perkembangan selanjutnya, A.G Lafley, CEO P&G, Mei 2002, mengamini gagasan Drucker tsb. Lafley bahkan kemudian merinci peran CEO itu ke dalam satuan pekerjaan yang kongkret.
Ada 4 pekerjaan CEO yang membedakannya dengan posisi lain di organisasi.
Pertama, merumuskan pihak pihak luar yang benar benar berarti bagi organisasi alias ‘the meaningful outside’. Harus ditetapkan mana yang betul-betul berarti, meskipun ada beberapa stakeholder, yang paling dianggap penting adalah konsumen. Jadi kalo ada konflik satu sama lain, penyelesaiannya dengan mengutamakan pihak yang paling penting, yaitu konsumen.
Kedua, memutuskan mana bidang yang akan digeluti dan mana yang tidak. Tidak semudah yang dibayangkan, banyak CEO yang tidak mampu fokus dan serakah menginginkan terlalu banyak bidang. Contoh: P&G rela melepaskan produk selai kacang ‘Jiff’, karena dianggap tidak sanggup mendongkrak citra P&G sebagai pemain global, karena hanya orang US yang suka selai kacang. P&G juga secara tegas memutuskan untuk fokus pada produk produk laundry, pembalut bayi, perawatan rambut dan wanita saja. Karena secara strategic cocok dengan sasaran dan kompetensi mereka.
Ketiga, kemampuan menyeimbangkan kepentingan saat ini dan masa depan. Dengan cara menetapkan target pertumbuhan yang realistis namun mantab. Contoh: Lafley, CEO P&G mengkoreksi target pertumbuhan financial ke angka angka yang lebih realistis. Langkah tsb awalnya tidak populer dimata Wall Street, namun Lafley yakin nantinya akan menjadi lebih sehat secara jangka panjang. Di bidang pengembangan organisasi Lafley bahkan terlibat secara langsung thd rencana karier dari 150 calon pemimpin potensialnya, karena dia percaya bahwa merekalah masa depan dari kelangsungan bisnis P&G.
Dan Keempat, mempertajam nilai nilai dan standar standar perusahaan. Nilai nilai perusahaan merupakan cerminan identitas kolektif perusahaan. Jika ingin sukses, maka nilai nilai perusahaannya haruslah terhubungkan dengan ‘meaningful outside’ serta relevan untuk saat ini dan masa mendatang. Sementara standar perusahaan merupakan harapan yang ditetapkan organisasi. Dalam sejarahnya, P&G merumuskan ‘trust’ (kepercayaan) sebagai nilai perusahaan.
Peran CEO adalah unik, CEO adalah pimpinan bisnis yang harus mampu menjadi ‘jembatan’ antara dunia luar dan dunia dalam organisasi.
Kata A.G Lafley, P&G CEO, tugas CEO adalah:
Peter Drucker awalnya juga gamang, sebenarnya tugas utama CEO itu apa sich? Akhirnya berikut adalah gagasan Peter Drucker atas peran dan pekerjaan CEO:
Wall Street Journal, Jan 2005.Demikian gagasan utama Drucker tentang peran seorang CEO.
The CEO is the link between the ‘inside’ that is organization, and the ‘outside’ of society, economy, technology, markets, and customers. Results are only on the outside.
Pada perkembangan selanjutnya, A.G Lafley, CEO P&G, Mei 2002, mengamini gagasan Drucker tsb. Lafley bahkan kemudian merinci peran CEO itu ke dalam satuan pekerjaan yang kongkret.
Ada 4 pekerjaan CEO yang membedakannya dengan posisi lain di organisasi.
Pertama, merumuskan pihak pihak luar yang benar benar berarti bagi organisasi alias ‘the meaningful outside’. Harus ditetapkan mana yang betul-betul berarti, meskipun ada beberapa stakeholder, yang paling dianggap penting adalah konsumen. Jadi kalo ada konflik satu sama lain, penyelesaiannya dengan mengutamakan pihak yang paling penting, yaitu konsumen.
Kedua, memutuskan mana bidang yang akan digeluti dan mana yang tidak. Tidak semudah yang dibayangkan, banyak CEO yang tidak mampu fokus dan serakah menginginkan terlalu banyak bidang. Contoh: P&G rela melepaskan produk selai kacang ‘Jiff’, karena dianggap tidak sanggup mendongkrak citra P&G sebagai pemain global, karena hanya orang US yang suka selai kacang. P&G juga secara tegas memutuskan untuk fokus pada produk produk laundry, pembalut bayi, perawatan rambut dan wanita saja. Karena secara strategic cocok dengan sasaran dan kompetensi mereka.
Ketiga, kemampuan menyeimbangkan kepentingan saat ini dan masa depan. Dengan cara menetapkan target pertumbuhan yang realistis namun mantab. Contoh: Lafley, CEO P&G mengkoreksi target pertumbuhan financial ke angka angka yang lebih realistis. Langkah tsb awalnya tidak populer dimata Wall Street, namun Lafley yakin nantinya akan menjadi lebih sehat secara jangka panjang. Di bidang pengembangan organisasi Lafley bahkan terlibat secara langsung thd rencana karier dari 150 calon pemimpin potensialnya, karena dia percaya bahwa merekalah masa depan dari kelangsungan bisnis P&G.
Dan Keempat, mempertajam nilai nilai dan standar standar perusahaan. Nilai nilai perusahaan merupakan cerminan identitas kolektif perusahaan. Jika ingin sukses, maka nilai nilai perusahaannya haruslah terhubungkan dengan ‘meaningful outside’ serta relevan untuk saat ini dan masa mendatang. Sementara standar perusahaan merupakan harapan yang ditetapkan organisasi. Dalam sejarahnya, P&G merumuskan ‘trust’ (kepercayaan) sebagai nilai perusahaan.
Peran CEO adalah unik, CEO adalah pimpinan bisnis yang harus mampu menjadi ‘jembatan’ antara dunia luar dan dunia dalam organisasi.
Kata A.G Lafley, P&G CEO, tugas CEO adalah:
Its o job that the CEO must do, because without the outside, there is no inside.
Langganan:
Postingan (Atom)